Bedah 'Vibe Coding' dari OpenAI & Anthropic


Kamu pasti udah denger kan tentang AI yang makin canggih? Sekarang lagi heboh banget nih soal Agentic AI. Ini beda banget sama chatbot yang biasa kamu pakai buat iseng atau nanya-nanya. Alat-alat baru dari OpenAI dan Anthropic, yang kadang disebut 'vibe coding' atau alat AI coding, itu pakenya teknologi ini lho. Seru kan?
Jadi, bedanya apa sih Agentic AI ini sama AI yang selama ini kita kenal? Kalau chatbot biasa itu kan cuma nunggu instruksi kamu, terus dia balas. Nah, Agentic AI ini kayak punya otak buat mikir sendiri. Dia pakai software khusus biar bisa jalanin tugas yang rumit, bukan cuma balas chat atau kasih satu jawaban aja. Dia bisa mikir urutan langkah, bikin keputusan sendiri di tengah jalan kalau ada masalah, biar tujuannya tercapai. Makanya lebih pinter dari chatbot biasa!
Teknologi keren Agentic AI ini udah dipakai di mana-mana, lho. Bukan cuma di mobil yang bisa nyetir sendiri (itu contoh paling terkenal!). Di pabrik buat ngurusin barang biar sampai tepat waktu, di divisi penjualan biar makin cuan, sampai di lab penelitian buat nemu hal-hal baru juga ada. Kamu bisa bayangin kan, AI ini bisa bantu banget buat tugas-tugas yang butuh mikir dan ngambil keputusan.
Nah, alat 'vibe coding' dari OpenAI dan Anthropic ini kan pakai dasar Agentic AI tadi. Para ahli bilang ini inovasi besar banget dalam sejarah AI! Bisa jadi, cara kita kerja, bikin program, atau bahkan cuma berinteraksi sama komputer bakal berubah total gara-gara AI jenis ini. Saya excited banget nungguin gimana AI ini bakal bantu kita di dunia kerja atau kegiatan kreatif ke depannya. Ini bukan cuma teknologi biasa, tapi bisa jadi teman kolaborasi kita yang super cerdas!
Pengembangan Terbaru dalam Dunia Koding
Ada yang namanya vibe coding. Konsepnya itu simpel tapi canggih banget. Jadi, kamu nggak perlu nulis semua kode dari nol. Cukup kasih arahan atau prompt ke sistem AI, dan dia yang akan bantu meninjau, mengedit, bahkan menulis sebagian kode buat kamu. Keren kan? Kayak punya asisten super pintar gitu!
Alat AI coding yang bisa melakukan ini tuh macem-macem, dan beberapa yang terkenal banget itu dikembangkan oleh perusahaan seperti OpenAI dan Anthropic. Mereka bikin model-model AI yang memang dilatih khusus buat ngerti bahasa pemrograman.
Tren ini beneran merambah ke mana-mana. Nggak cuma programmer independen yang coba-coba, tapi perusahaan teknologi besar juga udah serius pakai AI dalam pengembangan software mereka. Bayangin aja, Microsoft dan Amazon itu makin sering masukin kode yang dibikin sama AI ke dalam produk-produk mereka.
Contoh yang paling mencolok? Google! Dikabarkan seperempat kode yang dipakai Google itu dibuat sama sistem AI agentic. Dan Mark Zuckerberg dari Meta bahkan sempat bilang, prediksi saya, dalam setahun ke depan setengah dari kode Meta bakal dibikin sama AI. Ini nunjukin betapa cepatnya perubahan ini terjadi dan seberapa besarnya potensi alat AI coding buat masa depan teknologi. Serius deh, bikin saya penasaran banget sama inovasi selanjutnya!
Inovasi Kecerdasan Buatan dalam Proses Pembuatan Kode
Saking populernya, beberapa perusahaan udah mulai bikin dan manfaatin tren ini. Pemain besarnya itu OpenAI sama Anthropic. Mereka punya alat AI coding andalan.
Alat-alat ini, katanya sih, emang disiapin buat para software engineer yang udah level lanjut. Bayangin aja, mereka janji bisa bantu kamu nulis dan nyoba kode dalam jumlah yang lumayan besar. Pakai alat AI coding kayak gini bisa kasih vibe baru dalam kerjaan coding kamu, lho.
Memang sih, setiap alat AI coding pasti punya kelebihannya masing-masing yang bikin ngiler. Tapi saya lihat, munculnya sistem AI coding ini juga bawa tantangan yang nggak bisa dianggap remeh.
Anthropic Claude Code: Asisten AI untuk Kode Canggih
Anthropic punya jagoan namanya Claude Code. Ini nih yang beda. Mungkin kalau kamu baru banget belajar coding, Claude Code yang versi command-line ini agak bikin pusing di awal. Soalnya, meskipun tujuannya bikin coding lebih gampang, dia tuh fokus banget ke customization sama flexibility. Artinya, butuh waktu, usaha, dan sedikit keahlian buat masang dan jalaninnya biar optimal. Jadi, buat yang baru mulai, mungkin rasanya kayak kurang welcome, ya? Beda vibe coding-nya sama yang langsung plug-and-play.
Tapi nih, kalau kamu udah nyemplung di dunia coding dan pakai Claude, rasanya kayak punya asisten super langsung di dalam lingkungan kerjamu (development environment). Bayangin aja, Claude ini bisa langsung edit file kode kamu, jalanin tes, nyari dan benerin bug yang bikin pusing, otomatisasi operasi Git yang kadang bikin ribet, bahkan nyelesaiin merge conflict yang bikin developer geleng-geleng kepala. Keren, kan? Anthropic bilang, alurnya bisa macem-macem, tergantung kebutuhan kamu. Contohnya, kamu bisa minta Claude nggak cuma nyari masalah di kode, tapi juga ngerencanain, ngimplementasiin, sampai nyimpen catetan solusinya. Atau, ini yang saya suka banget: kamu bisa minta Claude bikin dan jalanin tes dulu, baru setelah itu nyuruh dia nulis kode yang bisa lulus tes tadi. Kayak punya guru sekaligus QA pribadi gitu!
Rahasia biar Claude pinter ngikutin gaya kerja kamu tuh simpel banget ternyata. Menurut Anthropic, dia nyimpen penyesuaian alur kerja kamu lewat file teks biasa (.md) yang disimpen lokal. Jadi, gampangnya, kamu tuh bisa "ngasih instruksi" atau "ngasih contekan" ke Claude lewat file itu. Tulis aja info penting di sana, kayak command bash apa yang biasa kamu pakai, instruksi buat ngetes kode kayak gimana, atau setup lingkungan developer kamu itu kayak apa. Nah, Claude bakal baca itu dan nyesuaiin diri. Terus, gimana cara dapetin Claude ini? Kamu bisa pasang lewat API-nya Anthropic langsung, atau bisa juga digabungin sama sistem AI perusahaan besar kayak Amazon Bedrock atau Google's Vortex. Buat yang suka pakai GitHub, ada juga GitHub Actions-nya Claude yang bisa langsung bantu pull request lewat aplikasi GitHub-nya.
Pasti penasaran kan, berapa sih "mahar"-nya buat dapetin asisten coding secanggih ini? Info terakhir di Juni 2025 sih, Claude Code ini punya tiga paket langganan: Pro, Max 5x, sama Max 20x. Paket Pro itu yang paling basic dari Anthropic, harganya $20 per bulan. Dia cocok buat "ngebut coding pendek" pakai sistem Claude yang Sonnet 4. Nah, kalau Max 5x, ini harganya $100 per bulan. Dengan paket ini, kamu bisa pakai kode basis yang lebih gede pakai sistem Opus 4 yang baru rilis. Anthropic sesumbar nih, bilang Opus 4 ini "model coding terbaik di dunia". Wow! Yang paling atas ada Max 20x, harganya dua kali lipat dari Max 5x. Ini ditujukan buat yang bener-bener "power user" alias yang pakai program Opus 4 dan Sonnet 4 mereka secara intensif banget. Jadi, kamu bisa pilih nih, sesuaikan sama kebutuhan dan budget buat bikin vibe coding kamu makin asik!
OpenAI Codex: Asisten AI Canggih untuk Koding
OpenAI punya alat yang seru banget buat para programmer, namanya Codex. Menurut saya, ini tuh seperti asisten AI khusus koding yang canggih. Bisa dibilang, ini adalah 'kembaran' ChatGPT o3 tapi yang fokusnya di rekayasa perangkat lunak. Mengaksesnya juga mudah, kamu bisa temukan Codex di sidebar aplikasi ChatGPT. Jadi, interaksinya familiar banget, mirip ngobrol sama chatbot biasa. Kamu cukup ketikkan perintah koding atau masukkan kode yang sedang kamu kerjakan, lalu minta Codex untuk membantumu.
Apa saja yang bisa dilakukan Codex? Banyak! Saya kagum dengan
kecepatannya dalam menjalankan tugas-tugas penting seperti memeriksa
kesalahan gaya kode (sering disebut linting), menjalankan pengujian
(testing), dan memeriksa tipe data (type-checking). Semua itu bisa
selesai dalam waktu kurang dari tiga puluh menit saja! Prosesnya pun
aman karena dijalankan di lingkungan terisolasi yang mengenali kode yang
kamu berikan. Kamu tidak perlu khawatir, karena kamu bisa memantau
perkembangannya secara real time. Sistem ini juga memberikan
laporan lengkap (terminal logs) dan hasil pengujian yang jelas, bahkan
menunjukkan bagian mana yang diubahnya. Setelah selesai, kamu punya
kebebasan untuk meninjau, merevisi hasilnya, atau langsung
mengintegrasikan pekerjaanmu ke platform seperti GitHub atau lingkungan
kerja lokalmu. Serunya lagi, kamu bisa menyesuaikan cara kerja Codex ini
melalui file .md
yang kamu simpan di repositori kode kamu, mirip dengan cara alat AI lain beroperasi.
Ada satu perkembangan menarik yang patut kita perhatikan, yaitu rencana akuisisi Windsurf oleh OpenAI senilai 3 miliar dolar. Windsurf ini dulunya dikenal dengan nama Codium, sebuah aplikasi yang cukup populer untuk 'vibe coding'. Konsepnya adalah membawa kode yang dihasilkan AI langsung ke dalam proyek programmer yang sudah ada. Saya rasa, langkah akuisisi ini menunjukkan betapa seriusnya OpenAI dalam mengembangkan program-program koding mereka. Ini bisa jadi keuntungan besar dan berpotensi memberikan tantangan serius bagi para pesaing mereka, seperti Anthropic. Namun, perlu dicatat bahwa per Juni 2025, proses akuisisi ini kabarnya belum sepenuhnya final.
Saat pertama kali diluncurkan, akses ke Codex ini memang terbatas hanya untuk pelanggan langganan premium OpenAI seperti ChatGPT Pro, Team, dan Enterprise. Langganan ChatGPT Pro, misalnya, harganya lumayan tinggi, sekitar 200 dolar per bulan, tapi memang mencakup akses tak terbatas ke berbagai program canggih OpenAI, termasuk model-model seperti OpenAI o1, GPT-4o, Advanced voice, dan model pro o1 yang lebih lanjut. Tapi kabar baiknya, per Juni 2025, OpenAI memperluas akses Codex ke tingkat langganan yang lebih terjangkau, yaitu ChatGPT Plus, yang biayanya hanya 20 dolar per bulan. Menurut saya, ini membuat alat secanggih Codex menjadi jauh lebih mudah dijangkau oleh lebih banyak programmer.
Nasib Koding di Masa Depan
Saya ingat banget, April 2025 lalu, CEO mereka, Satya Nadella, pernah bilang kalau hampir sepertiga kode di Microsoft ditulis sama AI. Coba bayangin, sepertiga!
Tidak lama setelah pengumuman itu, cuma sebulan kemudian, Microsoft melakukan PHK terhadap sekitar 3% karyawannya. Nah, yang bikin saya agak kaget, sebagian besar dari yang kena PHK ini adalah para software engineer. Kira-kira 40% dari 2.000 orang yang kena itu ada di negara bagian Washington, tempat kantor pusat mereka.
Memang sih, PHK itu tidak secara eksplisit dibilang karena AI. Tapi banyak yang melihat ini kok pas banget waktunya. Di saat yang sama Microsoft katanya investasi besar-besaran, sekitar 80 miliar dolar, buat program terkait AI di tahun 2025. Terus, CTO Microsoft, Kevin Scott, bahkan memprediksi di akhir dekade ini, 95% tugas koding itu bakal dihasilkan sama AI. Alat AI coding jadi makin canggih, mungkin mirip dengan yang dikembangkan sama OpenAI atau Anthropic.
Buat saya pribadi, ada ironi yang susah banget diabaikan di sini. Rasanya aneh aja, generasi coder sekarang mungkin tugasnya adalah membangun teknologi yang justru bisa bikin generasi coder berikutnya kehilangan pekerjaan mereka di masa depan. Ini vibe coding yang baru, penuh ketidakpastian tapi juga kemajuan luar biasa.
Resource:
https://en.wikipedia.org/wiki/Vibe_coding
https://www.ibm.com/think/topics/vibe-coding
https://cloud.google.com/discover/what-is-vibe-coding
https://display.ub.ac.id/tech/mengulik-istilah-vibe-coding/
vibe coding, alat AI coding, OpenAI, Anthropic