Review Comet: Browser dari Perplexity AI Penantang Chrome & Safari
Comet dari Perplexity hadir sebagai browser AI canggih—pengalaman futuristik yang diimpikan Google untuk Chrome.

Hendy Black
---
Barusan saya lempar browser AI terbaru dari Perplexity, Comet, ke laptop saya—dan wow, rasanya seperti punya asisten pribadi yang super gesit! Bayangkan: saya cuma bilang “cari tiket konser Coldplay paling murah untuk dua orang, lalu jadwalkan reminder di kalender”, Comet langsung ngegas ke laman-laman ticketing, membanding-banding harga, menutup tab iklan nakal, bahkan otomatis bikin event di Google Calendar saya. Dalam waktu kurang dari tiga menit, semua selesai. Gila, ‘kan?
Oke, jujur, untuk sekadar scroll Instagram atau baca berita bola, saya masih bisa lebih cepat pakai tangan sendiri. Tapi begitu urusannya menumpuk—mulai dari riset hotel liburan, translate artikel ilmiah, sampai bikin ringkasan PDF 50 halaman—Comet vs Google Chrome klasik terasa seperti naik pesawat supersonik dibanding sepeda ontel.
Catatan penting: Perplexity Comet masih terbatas buat para pelanggan Perplexity Max atau yang berhasil lolos daftar tunggu early access. Tapi percaya deh, ini bukan sekadar gimmick. Konsepnya simpel: AI disuntikkan ke setiap klik, swipe, dan pencarian. Jadi, alih-alih kamu bolak-balik buka tab, Comet yang bergerilya. Bahkan saat kamu mengetik pertanyaan di omnibox, dia sudah menebak konteks dan menyiapkan ringkasan plus tautan relevan.
Kalau kamu penasaran seperti apa teknologi masa depan benar-benar hadir di genggaman, alternatif Chrome berbasis AI ini wajib masuk radar. Belum tentu sempurna—terkadang loading agak lama di koneksi kampung saya—tapi potensinya bikin browsing jadi kayak ngobrol dengan sahabat yang hafal semua jawaban Google.
Pengalaman saya? Dari 10 tugas yang saya lempar, 8 beres super mulus, 2 butuh sentuhan manual. Tapi yang jelas: pengalaman browsing AI Comet bikin Chrome terasa “dinosaurus”. Jadi, siap-siap daftar waitlist, ya!
Dari Ribuan Link ke Satu Jawaban: Begini Cara Perplexity Comet Meredam Kebisingan Google
Jujur, saya baru nyobain fitur paling bikin “hah, kok bisa?” di browser AI terbaru dari Perplexity—Comet langsung nendang Google keluar dari address bar-nya! Begini skenarionya: saya ketik “resep rendang yang empuk dalam 45 menit” di kolom alamat, dan—ciee—yang muncul bukan deretan sepuluh halaman biru klasik ala Google Chrome, melainkan satu panel cerdas dari Perplexity Comet.
Dalam hitungan detik, muncul tiga hal:
- Link cepat ke tiga blog masakan yang paling relevan (plus rating bintang 5!).
- Ringkasan AI langsung: “Rendang instan? Pakai daging has dalam, presto 25 menit, santan kara 200 ml, blender bumbu 10 menit, total 45 menit.”
- Tombol lanjut kalau saya mau baca versi panjangnya.
Praktis, kan? Bandingkan dengan Comet vs Google Chrome versi klasik: di Chrome, saya harus buka tab baru, scroll, close iklan pop-up, baru menemukan artikel yang oke. Di Comet, semua sudah disaring. Tapi ya, awalnya agak shock karena biasanya kita dimanjakan dengan puluhan link. Di sini, pengalaman browsing AI terasa seperti ngobrol dengan koki langganan yang tahu selera kita—cepat, tepat, nggak ngelantur.
Kalau kamu tipe yang suka eksplorasi liar, mungkin merasa “kok dikit banget?” Tapi buat saya yang mager buka 15 tab, ini teknologi masa depan yang bikin malam mingguan jadi lebih tenang. Jadi, masih butuh Google? Tentu, untuk urusannya yang memang butuh “surga link”. Tapi untuk sekadar cari jawaban singkat, alternatif Chrome berbasis AI ini bikin browsing jadi setengah menit saja.
Sidebar Cerdas: Ngobrol Bebas Tanpa Bolak-Balik Tab di Perplexity Comet
Sekarang di browser AI terbaru dari Perplexity, nggak perlu lagi buka tab baru cuma buat tanya “apa arti kata serendipity?” atau “berapa usia Jennifer Lopez sekarang?”. Di pojok kanan atas Comet, ada tombol kecil bertuliskan Assistant—tekan sekali dan buum, sidebar meluncur ke kiri layar kayak asisten pribadi yang udah siap ditembak pertanyaan apa pun.
Yang bikin maknyus:
• Chat interface-nya familiar banget kayak ngobrol di WhatsApp, plus ada mode suara buat kamu yang males ngetik.
• Bisa tanya “ringkasin artikel ini” sambil scroll berita panjang, atau “jelasin istilah blockchain dalam 2 kalimat” tanpa keluar dari halaman.
• Mau tanya soal konteks halaman yang sedang dibuka? Langsung dijawab, nggak perlu copy-paste link ke Google lagi.
• Chat interface-nya familiar banget kayak ngobrol di WhatsApp, plus ada mode suara buat kamu yang males ngetik.
• Bisa tanya “ringkasin artikel ini” sambil scroll berita panjang, atau “jelasin istilah blockchain dalam 2 kalimat” tanpa keluar dari halaman.
• Mau tanya soal konteks halaman yang sedang dibuka? Langsung dijawab, nggak perlu copy-paste link ke Google lagi.
Saya coba tanya soal harga hotel di Bali yang muncul di artikel travel; Comet langsung nyisipkan ringkasan plus link booking terbaru—all in one sidebar. Bandingkan dengan Google Chrome yang masih ngetes integrasi Gemini di flags eksperimental: kadang muncul kadang nggak, kadang nyala kadang nggak sih. Di Perplexity Comet, fitur ini hidup terus, 24/7.
Singkatnya, pengalaman browsing AI di Comet terasa seperti punya co-pilot yang tahu kamu lagi baca apa dan siap bantu tanpa ganggu konsentrasi. Kalau kamu sedang cari alternatif Chrome berbasis AI yang bikin multitasking ringan, tombol Assistant ini alasan kuat buat segera daftar waitlist. Selamat tinggal, era bolak-balik tab!
Bosan Klik Sana-Sini? Biarkan Perplexity Comet yang Ngerjain Semua!
Bayangkan begini: kamu lagi asyik scroll di browser AI terbaru dari Perplexity, nemu artikel panjang soal cuaca, eh Comet langsung nyodorin ringkasan 3 paragraf. Scroll lagi, ada foto keren tapi nggak tahu asal-usulnya? Tinggal klik kanan → “Jelaskan gambar ini”, Comet kasih deskripsi lengkap plus sumber. Video YouTube 20 menit? Diringkas jadi 30 detik tanpa buka tab baru. Pokoknya, pengalaman browsing AI di sini bikin kopi sachet aja belum sempat diseduh, semua sudah kelar.
Tapi tunggu, ini belum puncaknya. Coba kaitkan akun Google kamu, lalu ucapkan:
“Tolong kirim email ke diriku sendiri, isinya ringkasan musim badai 2024.”
Dalem 8 detik—bukan lebay—Comet nyusun email, masukkan subjek, isi ringkasan singkat, lalu klik send. Saya sampai cek ulang di Gmail: beneran terkirim!
“Tolong kirim email ke diriku sendiri, isinya ringkasan musim badai 2024.”
Dalem 8 detik—bukan lebay—Comet nyusun email, masukkan subjek, isi ringkasan singkat, lalu klik send. Saya sampai cek ulang di Gmail: beneran terkirim!
Masih kurang? Berikutnya saya coba:
• “Close semua tab yang nggak kubuka 15 menit terakhir.” Ciao 37 tab nganggur, RAM langsung adem.
• “Tweet soal event Made by Google, tone-nya santai tapi excited.” Comet bikin draft, tambah emoji 📱✨, lalu publish otomatis ke akun X saya.
• “Close semua tab yang nggak kubuka 15 menit terakhir.” Ciao 37 tab nganggur, RAM langsung adem.
• “Tweet soal event Made by Google, tone-nya santai tapi excited.” Comet bikin draft, tambah emoji 📱✨, lalu publish otomatis ke akun X saya.
Semua ini terdengar kayak fitur standard di dunia AI, tapi yang bikin Perplexity Comet beda jauh dari Google Chrome adalah dia benar-benar eksekusi tugas, bukan sekadar kasih saran. Kalau Chrome masih minta konfirmasi berkali-kali, Comet sudah lebih tahu kebiasaan kita daripada kita sendiri.
Jadi, buat kamu yang cari alternatif Chrome berbasis AI yang bisa jadi sekretaris pribadi sekaligus peneliti dadakan, Comet layak masuk wishlist. Satu peringatan: karena dia terlalu cepat, jangan sampai kamu lupa isi dompet digital—belanja online jadi selesai sebelum sadar!
Copot Langganan Spam Tanpa Ribet: Begini Perplexity Comet Ngurus Inbox Seperti OB Pribadi
Saya baru aja nyoba fitur paling ajaib dari browser AI terbaru dari Perplexity: copot langganan email promosi—dan saya cuma duduk manis sambil ngopi. Ceritanya, saya iseng ucapkan di sidebar Comet:
“Tolong unsubscribe semua email promo dari Fubo dan Fanatics.com.”
Yang terjadi selanjutnya?
Di kolom chat muncul status real-time kayak subtitle film:
• “Menemukan 7 email terbaru dari Fubo…”
• “mengklik ‘unsubscribe’ di email ke-3…”
• “mengisi alasan ‘No longer interested’…”
• “konfirmasi berhasil—Fubo ter-unsubscribe.”
• “Menemukan 7 email terbaru dari Fubo…”
• “mengklik ‘unsubscribe’ di email ke-3…”
• “mengisi alasan ‘No longer interested’…”
• “konfirmasi berhasil—Fubo ter-unsubscribe.”
Begitu pula dengan Fanatics.com; Comet melangkah otomatis ke halaman konfirmasi, centang “I’m sure”, dan done. Saya tinggal lihat progress bar selesai 100 %.
Bandrol hati: biasanya proses ini butuh buka tab baru, login ke masing-masing akun, scroll ke bawah, cari link kecil yang kadang warnanya putih-putih, lalu konfirmasi dua kali. Di Perplexity Comet, semua rampung dalam 48 detik tanpa jari saya menyentuh mouse.
Jadi kalau kamu terganggu tumpukan promo tiap pagi, pengalaman browsing AI ini bisa jadi penyelamat. Belum lagi, fitur ini gratis buat pengguna Perplexity Max. Siap-siap inbox bersih, dan dompet aman dari godaan diskon 70 % jersey NFL!
LinkedIn Auto-Swipe: Saat Perplexity Comet Jadi Talent Manager Dadakan
Saya iseng lagi: “Comet, tolong terima semua undangan LinkedIn yang punya lima mutual atau lebih.” Lalu saya nonton layar seperti lagi nonton speed-run.
Langkah 1: Comet buka tab LinkedIn.
Langkah 2: Klik “My Network”.
Langkah 3: Scroll otomatis, hitung mutual (5, 8, 12…).
Langkah 4: Klik “Accept”—klik… klik… klik.
Langkah 2: Klik “My Network”.
Langkah 3: Scroll otomatis, hitung mutual (5, 8, 12…).
Langkah 4: Klik “Accept”—klik… klik… klik.
Total 27 undangan lolos seleksi. Waktu total? 2 menit 11 detik.
Sebagai perbandingan, kalau saya lakukan manual, habis kira-kira 45 detik plus risiko salah klik. Jadi ya, masih lebih cepat tangan sendiri untuk sekadar “Accept”. Tapi di sini fungsi browser AI terbaru dari Perplexity bukan soal kecepatan super-sprint; ini soal otomasi repetitif yang membebaskan kita dari micromanagement.
Jadi, meski sempat mikir “eh, mending aku scroll sendiri,” akhirnya saya malah sambil ngopi dan lihat Comet bekerja. Kalau kamu punya ratusan undangan menumpuk, fitur ini bisa jadi pahlawan.
30 Detik vs 2 Menit: Kapan Perplexity Comet Cepat & Kapan Kamu Lebih Oke Lakuin Sendiri
Jadi, saya iseng jadi “manusia stopwatch” kemarin. Tantangannya: siapa lebih cepat—saya atau browser AI terbaru dari Perplexity—untuk unsubscribe email promo Fubo dan Fanatics.com. Hasilnya?
• Comet: 2 menit 4 detik (dia telaten klik sana-sini, konfirmasi, isi form).
• Saya: 32 detik (tangan udah hafal letak link “unsubscribe” di kedua email).
• Saya: 32 detik (tangan udah hafal letak link “unsubscribe” di kedua email).
Ternyata, untuk tugas yang emang udah kita kuasai, alternatif Chrome berbasis AI ini bisa terasa kayak kuda pacu yang malah muter-muter padang rumput. Kasus kedua: terima undangan LinkedIn. Saya cuma butuh 2 klik, Comet malah loading, baca profil, scroll, klik “Accept” satu-satu—total 45 detik.
Tapi sebelum kita bilang “ah, kalah cepat”, coba ganti sudut pandang:
• Aksesibilitas – buat teman yang kesulitan gerak atau penglihatan, Comet jadi superhero tanpa jubah.
• Multitasking – pas rapat Zoom ngantuk, kamu bisa suruh Comet terima 10 undangan LinkedIn sekaligus sambil nyeruput kopi.
• Background task – lagi nonton Netflix? Comet lanjut bersih-bersih inbox di belakang layar.
• Aksesibilitas – buat teman yang kesulitan gerak atau penglihatan, Comet jadi superhero tanpa jubah.
• Multitasking – pas rapat Zoom ngantuk, kamu bisa suruh Comet terima 10 undangan LinkedIn sekaligus sambil nyeruput kopi.
• Background task – lagi nonton Netflix? Comet lanjut bersih-bersih inbox di belakang layar.
Jadi, Comet vs Google Chrome bukan soal siapa paling gesit, tapi soal kapan kita butuh otak manusia dan kapan kita rela lepas kendali. Saya pribadi: kalau cuma satu-dua klik, masih mending tangan. Tapi kalau daftar “to-do”-nya panjang kayak kabel earphone kusut? Saya kasih lirik manja ke Perplexity Comet biar dia yang ngerjain sementara saya lanjut scroll TikTok.
Kata Sakti “take control of my browser” – Kunci Agar Perplexity Comet Benar-Benar Jadi Asisten Super
Saya sempat bingung. Pas nyuruh Perplexity Comet, “Bantu pesan meja di sushi bar buat malam ini,” dia cuma balas, “Ini caranya: buka situs restoran → pilih tanggal → klik ‘Reserve’…” Hadeh, kan saya pakai browser AI biar nggak usah pegang mouse lagi!
Ternyata ada kode rahasia: “take control of my browser”. Begitu saya mengetik kalimat ajaib itu di depan perintah, Comet langsung gaspol:
- Auto-buka tab baru → masuk ke OpenTable.
- Pilih sushi bar terdekat, tanggal 29 Juni, jam 19.30, 2 orang.
- Isi nama, no HP, centang preferensi window seat.
- Klik “Confirm reservation” → muncul notifikasi “Booking ID: 7X9P2Q”.
Total waktu: 31 detik. Saya cuma lihat prosesnya di sidebar dan minum kopi. Sama halnya waktu saya uji beli krim mata di Sephora; cukup “take control of my browser, beli krim The Ordinary Niacinamide 30 ml,” Comet login otomatis, pilih varian, apply voucher, sampai checkout tanpa kartu kredit yang bolak-balik OTP.
Moral cerita: tanpa mantra itu, Perplexity Comet akan berhenti di “petunjuk manual” layaknya Google Chrome biasa. Tapi begitu mantra diucapkan, dia beralih ke mode agentik penuh—beneran eksekusi, bukan sekadar nunjuk jalan.
Jadi, buat kamu yang pengen merasakan pengalaman browsing AI level dewa, ingat tiga kata: take control of my browser. Kalau nggak, ya, siap-siap tetep nge-scroll sendiri seperti jaman baheula.
“Ambil Alih!” — Cara Perplexity Comet Gelar Karpet Merah untuk Komentar yang Tersembunyi
Jadi, saya lagi baca artikel soal AI anime waifu-nya Grok (ya, yang bikin mata sakit itu). Kompor ingusan saya langsung nyala: “browser AI bisa nggak bikin ringkasan komentar semua pembaca?”
Saya coba di Google Chrome pakai Gemini—yang keluar cuma kalimat diplomasi: “Maaf, konten kolaps tidak dapat diakses.” Aduh, fail.
Lalu saya ucapkan ke Perplexity Comet:
“Take control of my browser and summarize the comments.”
“Take control of my browser and summarize the comments.”
Dalam 7 detik, Comet otomatis:
- Klik tombol “Show all comments” (yang biasanya kecil dan warnanya menyatu).
- Scroll pelan-pelan biar semua muat.
- Baca 200+ komentar, lalu keluar ringkasan satu kalimat:
“Sentimen mayoritas: negative and critical terhadap chatbot-nya.”
Saya sampai tertawa keras karena ringkasannya pas di jidat: pembaca kebakaran jenggot soal kualitas gambar, moral panic, sampai meme “my eyes need holy water”.
Moral of the story: kalau kamu butuh pengalaman browsing AI yang nggak cuma “bisa, tapi…” melainkan “bisa, langsung jalan”, browser AI terbaru dari Perplexity ini jawabannya. Chrome masih mikir, Comet sudah bikin kopi sambil baca summary-nya.
Checkout Amazon Tanpa Jari? Perplexity Comet Bisa Banget!
Hari gini belanja online masih bolak-balik klik? Saya coba yang lebih ekstrim: suruh browser AI terbaru dari Perplexity benar-benar take over keyboard dan mouse saya. Targetnya simpel: masukkan pasir akuarium + lem khusus iPad ke keranjang Amazon, pilih pengiriman one-day Prime, lalu bayar otomatis.
Langkah pertama, saya cuma bilang lewat voice: “Comet, beli pasir akuarium 5 kg dan lem UV iPad, terus checkout pakai Prime same-day.”
Yang terjadi selanjutnya kayak nonton film robot:
- Comet otomatis login ke akun Amazon saya (ya, pakai autentikasi dua faktor yang sudah diizinkan).
- Cari “aquarium sand 5 kg” → pilih brand terbaik rating 4,8 ⭐ → tambahkan ke cart.
- Lanjut ke “UV glue iPad” → baca review 2.300 pengguna → klik “Buy Now”.
- Di halaman ringkasan, Comet muncul notifikasi kecil: “Total Rp 487.300, pakai kartu BCA ending 4321?” Saya jawab “Yes”.
- Pilih one-day Prime shipping → konfirmasi → Order placed!
Seluruh proses 47 detik. Saya? Cuma minum kopi sambil melihat progress bar Comet. Bandingkan dengan ritual biasa: buka tab baru, ketik, scroll, baca review, pilih warna, isi alamat, pilih kurir… bisa 10 menit.
Untuk yang khawatir soal keamanan, Comet tetap minta izin biometric atau PIN sebelum submit payment, jadi dompet tetap aman. Singkatnya, pengalaman browsing AI ini benar-benar terasa seperti punya asisten pribadi yang hafal kartu kredit, alamat, bahkan preferensi brand. Kalau kamu pengen rasain masa depan tanpa ribet, daftar waitlist Perplexity Comet sekarang sebelum kehabisan slot!
Reservasi Restoran: Saat Perplexity Comet Masih Belajar Sopan-Santun
Nih, cerita lucu sekaligus pelajaran. Setelah puas pamer kemampuan Comet nge-unsubscribe email, saya naik level: “Comet, tolong booking restoran sushi untuk tanggal 12 malam ini.” Tanpa basa-basi, browser AI ini langsung ngegas buka halaman OpenTable, pilih slot 19:30, lalu… submit.
Eh, baru tersadar: email & nomor HP yang terisi cuma placeholder “user@example.com” dan “+1-000-000-0000”. Jadwalnya ke-book, tapi restoran bakal bingung siapa yang datang. Saya tanya ulang, “Ganti pakai email asli,” Comet balik ke form, edit, dan rebook. Total waktu: 2 menit 10 detik.
Pelajarannya? Pengalaman browsing AI Comet memang super cepat, tapi kadang “lupa” tanya detail penting.
Bandingkan dengan Google Chrome manual: kita isi sendiri, jadi 100 % akurat—tapi ya capek. Jadi, kalau kamu coba fitur ini, siapkan data diri di clipboard, atau beri instruksi lengkap: “Booking restoran X untuk 2 orang, email saya abc@gmail.com, nomor +62-8xx-xxxx-xxxx.”
Intinya, Perplexity Comet sudah menunjukkan ia bisa jadi alternatif Chrome berbasis AI andalan, asal kita ingat bahwa teknologi masa depan ini masih butuh sedikit bimbingan manusia—dan mungkin satu atau dua kali ketikan tambahan.

“Belum Sempurna, Tapi Cepet Banget Belajar!” – Kata Mereka yang Bikin Perplexity Comet
Jadi begini, saya penasaran kenapa kadang Comet gagal pas disuruh belanjain sepatu diskon 50 %. Jawabannya datang langsung dari Jesse Dwyer, juru bicara Perplexity Comet: “Aksi agen yang rumit—semacam otomasi checkout—memang masih punya angka gagal lebih tinggi ketimbang sekadar nyalakan timer atau buat draft email. Tapi ini bukan salah Comet; itu keterbatasan model AI secara global. Lama-lama bakal makin pol, kok.” Intinya: sabar, update-an bakal turun OTA kayak patch game.
Kalau dibanding Google Chrome yang baru ngemplang Gemini di tab, Comet sudah lari maraton. Di Chrome, Gemini sekadar numpang lewat; di Comet, AI-nya beneran duduk di setiap sudut browser. Ngomong-ngomong, CEO Perplexity, Aravind Srinivas, di podcast terbaru bilang lantang: “Kami bukan cuma bikin alternatif Chrome berbasis AI, kami datang buat ngoyak dominasi Big G.” Dan Comet? Itu kudanya yang siap ngebut.
Jadi, meski fitur belanja masih bisa fail 1 dari 5 kali, track record update-nya cepet banget—dua minggu lalu gagal checkout, minggu ini sudah bisa auto-fill alamat plus kode promo. Kalau kamu penggemar teknologi masa depan dan suka jadi beta-tester sejati, rasanya menunggu versi stabil Comet bakal sepadan dengan menunggu season kedua serial Korea favorit: deg-degan tantiang!
browser AI, Perplexity Comet, Google Chrome, teknologi masa depan
Review Comet: Browser dari Perplexity AI Penantang Chrome & Safari
browser AI, Perplexity Comet, Google Chrome, teknologi masa depan
Post a Comment
Post a Comment