Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.
Penelusuran Trending (7 hari terakhir)

WhoFi: Teknologi Wi-Fi Yang Bisa Lacak Identitas Unik Manusia!

Teknologi Wi-Fi WhoFi bisa mendeteksi kehadiran dan identitas unik manusia, memicu kekhawatiran baru soal privasi digital.

WhoFi

Kalau kamu kira Wi-Fi cuma buat scroll TikTok atau download game, siap-siap terkejut. Sekelompok peneliti—Danilo Avola, Daniele Pannone, Dario Montagnini, dan Emad Emam—baru saja melahirkan WhoFi, sistem yang bisa membedakan kamu, aku, dan tetangga sebelah hanya lewat sinyal Wi-Fi. Tanpa kamera, tanpa sentuhan, bahkan tanpa cahaya sekalipun.

Dari EyeFi 2020 ke WhoFi: evolusi diam-diam

Mereka bukan pendatang baru. Di 2020, tim ini perkenalkan EyeFi. Kini, WhoFi jauh lebih tajam. Teknologi ini menangkap biometrik non-visual yang tersimpan di CSI (Channel State Information) Wi-Fi. Singkatnya: setiap gerakan tubuh kita memantulkan sinyal dengan pola unik, mirip sidik jari nirkabel.

Cara Kerja WhoFi: tubuh kita jadi “filter” gelombang

 Cara Kerja WhoFi

ayangkan lagi nongkrong di kafe: laptop terbuka, HP nyala, semua nyambung ke Wi-Fi gratis. Tanpa sadar, WhoFi sedang “melihat” gelombang radio yang pantul dari tubuhmu. Bukan kamera, bukan sidik jari, tapi identitas digital-mu bisa ketahuan cuma lewat sinyal Wi-Fi. Gimana caranya?

Singkatnya, router memantau Channel State Information (CSI) alias data getaran mikro di udara tiap detik. Setiap orang punya cara jalan, postur, bahkan cara menggerakkan tangan yang unik; semua itu bikin pola pantulan sinyal beda-beda. WhoFi menyerap data mentah CSI ini lalu menyerahkannya ke deep neural network yang sudah dilatih ribuan kali. Hasilnya? Semacam “sidik jari nirkabel” yang akurasinya bisa tembus 90 % lebih—bahkan kalau kamu lagi pake hoodie atau masker.

Yang bikin merinding: kamu nggak perlu login atau izin apapun. Cukup lewat, ponselmu sudah kirim paket probe request ke router. Privasi data jadi taruhannya; belum lagi risiko disalahgunakan untuk

Kenapa WhoFi bikin bulu kuduk merinding

  1. Operasi gelap total
    Lampu mati? Tak masalah. WhoFi tetap bisa “melihat” kamu lewat dinding.

  2. Tanpa perangkat tambahan
    Cukup pakai router yang sudah ada. Tidak perlu kamera mahal atau sensor khusus.

  3. Discreet alias nggak kentara
    Dibanding CCTV yang jelas terlihat, sistem ini bekerja di balik layar.

Tapi, privasi data di mana?

Peneliti menegaskan WhoFi tidak menyimpan nama atau alamat email. Yang tersimpan hanya pola sinyal. Namun, identitas digital kita berupa rutinitas—jam bangun, kapan ke dapur, berapa lama di kamar mandi—bisa terekam. Bayangkan data itu jatuh ke pihak tak bertanggung jawab.

Sejak beberapa tahun lalu, berbagai peneliti dan perusahaan sudah mengubah sinyal Wi-Fi yang biasa kita nikmati jadi “mata” yang bisa mengidentifikasi kita secara unik. Tanpa kamera, tanpa sidik jari, tanpa wajah. Cukup lewat gelombang radio 2,4 GHz atau 5 GHz.

Dari Deteksi Jatuh Hingga “Melihat” Lewat Dinding

  1. Gamgee
    Startup ini bikin sistem fall detection berbasis Wi-Fi. Jatuh di kamar mandi? Langsung kirim notifikasi ke keluarga. Ada maling masuk rumah? Alarm otomatis berbunyi. Prinsipnya: gangguan pola sinyal = aktivitas manusia.

  2. Comcast Xfinity Wi-Fi Motion
    Bayangkan kulkas pintar, printer, atau TV-mu tiba-tiba jadi sensor gerak. Comcast memanfaatkan perangkat IoT yang sudah nyambung Wi-Fi untuk memantau pergerakan di rumah. Jadi, lampu bisa otomatis nyala begitu kamu masuk ruang tamur.

  3. Tim UC Santa Barbara
    Peneliti di sana berhasil membuat Wi-Fi “X-ray” yang mampu menggambar outline objek di balik tembok tebal 20 cm. Bahkan, mereka bisa “membaca” huruf yang ditulis di kertas di kamar sebelah. Tekniknya: menganalisis perubahan fase dan amplitudo sinyal yang dipantulkan.

  4. Carnegie Mellon University
    Dengan router biasa (bukan perangkat super mahal), tim CMU membuktikan bahwa identitas digital seseorang bisa dipetakan melalui posisi tubuh dan pola jalan di dalam ruangan. Tinggi, berat, hingga gaya berjalan terekam dalam data Wi-Fi.

Siapa WhoFi dan Bagaimana Ia Mengambil Langkah Lebih Jauh?

WhoFi menggabungkan semua pendekatan di atas, lalu menambahkan lapisan biometrik berbasis Wi-Fi. Sistemnya membuat “sidik jari nirkabel” unik untuk setiap orang yang lewat. Jadi, begitu kamu masuk kafe, WhoFi bisa tahu kamu yang kemarin duduk di pojok sambil ngerjain laporan, bukan orang lain.

Masalahnya: privasi data.
Tanpa izin eksplisit, WhoFi bisa tahu kapan kamu datang, berapa lama kamu duduk, bahkan siapa teman yang sering kamu temui. Data ini, kalau jatuh ke tangan yang salah, bisa dipakai untuk iklan super personal atau pelacakan yang lebih intens.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  • Cek izin aplikasi – Matikan fitur Wi-Fi scanning saat tidak perlu.
  • Gunakan VPN – Meski tidak sepenuhnya menutup jejak, setidaknya membuat lokasi lebih samar.
  • Tanyakan kebijakan toko/kafe – Apakah mereka pakai WhoFi atau teknologi serupa? Minta transparansi.

Ingin tahu lebih dalam? Baca paper lengkap WhoFi di arXiv (gratis, full-text).

Skala masa depan: masih laboratorium, belum jalanan

Saat ini WhoFi masih eksperimen kampus. Belum ada kabar masuk ke pasaran atau tender proyek intelijen. Tapi potensi Wi-Fi tracking untuk bypass kerumunan dan pencahayaan buruk jelas menggiurkan bagi industri keamanan.

Tips 2 menit agar “jejak Wi-Fi” lebih aman

  • Matikan Wi-Fi di perangkat saat tidak digunakan.
  • Ganti nama SSID dan password secara berkala.
  • Aktifkan WPA3 untuk enkripsi lebih kuat.
  • Batasi broadcast SSID jika router kamu mendukung.

Jadi, apakah kita harus panik?

Belum perlu. Namun, waspada itu wajib. Teknologi seperti WhoFi mengingatkan kita bahwa privasi data bukan lagi sekadar soal password kuat, tapi juga soal sinyal yang tak terlihat.

Catatan sampingan untuk gamers portabel
Karena kita sedang bahas keamanan perangkat, banyak pembaca Playtekno yang nanya: Kenapa Windows tidak optimal untuk handheld gaming?” Jawaban singkatnya: Windows dibuat untuk desktop, jadi boros daya dan sering muncul update paksa. Kalau kamu cari sistem operasi terbaik untuk konsol gaming mini, cek alternatif seperti SteamOS atau Batocera.linux. Keduaaan ringan, UI-nya langsung fokus ke game, plus kekurangan Windows di device portable (baterai cepat habis, driver ribet) jadi nggak terlalu terasa. Mau perbandingan mendalam? Komentar aja, ya! 

Via TechExplore


Wi-Fi tracking, identitas digital, privasi data, biometrik WhoFi: Teknologi Wi-Fi Yang Bisa Lacak Identitas Unik Manusia!
Berita
Hendy Black
Hendy Black
Ayah 1 anak yang cantok jelita, tech & AI enthusiast
Join the conversation
Post a Comment