Kenapa Windows Kurang Cocok untuk Konsol Gaming Genggam
Meski populer, Windows ternyata bukan OS terbaik untuk konsol gaming genggam. Cari tahu alasan teknis dan alternatif yang lebih optimal!
Rainer Chandra
---
Generating Links
Please wait a moment. Click the button below if the link was created successfully.
Ingat masa kecil kita sibuk main Tetris di Game Boy? Sekarang di 2024,
Nintendo Switch nggak lagi jadi satu-satunya raja handheld gaming.
Muncul Lenovo Legion Go, Asus ROG Ally X, bahkan versi anyar Steam Deck
yang menampilkan satu nama besar di spesifikasi mereka: Windows OS. Iya, sistem yang biasa nongkrong di gaming PC 17 inci tiba-tiba dipaketkan dalam body 7 inci. Lucu? Ya. Masalah? Juga iya.
Windows handheld gaming terdengar keren karena kamu
bisa mainkan game PC tanpa harus duduk di meja. Tapi dibalik layar kecil
itu ada sejumlah kekurangan yang jarang dibicarakan.
1. Baterai yang menangis darah
Windows 11 dirancang untuk desktop yang colokan
listriknya nggak pernah off. Begitu dipaksa hidup di Legion Go atau Ally
X, OS tetap jalan background service yang bikin baterai loyo. Hasilnya:
Elden Ring bisa tembus 2 jam saja sebelum handheld mati total.
Bandingkan dengan Nintendo Switch yang masih sanggup 4–5 jam main Zelda karena OS ringan dan game di-optimize khusus hardware.
2. UI buat jari mouse, bukan jari manusia
Icon start menu, taskbar, hingga dialog update Windows terlalu kecil di
layar 7–8 inci. Kamu harus pinset-punggung jari buat klik tombol X di
pojok kanan. Solusi? Ada aplikasi third-party seperti Handheld
Companion, tapi itu artinya install lagi, setting lagi, update lagi.
Capek.
3. Update otomatis yang datang pas lagi clutch
Bayangkan ranked Valorant handheld kamu di 12–11 match point, tiba-tiba
muncul pop-up “Restarting in 5 minutes”. Windows update nggak peduli
kamu lagi di tengah game. Di sistem operasi handheld khusus (SteamOS)
kamu bisa delay update tanpa drama.
4. Thermal & fan noise party
Windows tetap jalan layanan Defender, indexing,
telemetry, plus launcher game seperti Steam, Epic, Xbox, dan Battle.net.
Semua itu bikin CPU panas dan kipas teriak. Suara kipas ngegas di
telinga saat handheld seharusnya senyap di kereta? Nope, thanks.
5. Fragmentasi launcher
Di desktop kamu punya Steam, Epic, Battle.net, Ubisoft Connect, EA App.
Di handheld gaming, semua launcher itu tetap harus dibuka satu-satu.
Bandingkan dengan konsol portabel khusus yang punya satu storefront
unified. Launcher wars di layar 7 inci adalah mimpi buruk.
Jadi, sistem operasi terbaik untuk konsol gaming mini apa?
SteamOS (basis Linux) sudah buktikan bisa jalan game
Windows via Proton dengan overhead yang lebih rendah, UI
handheld-friendly, dan update yang bisa kamu jadwal sendiri. Nintendo
punya OS milik sendiri yang ultra ringan. Intinya: Windows memang familiar, tapi belum dibangun untuk kantong.
Pilihan akhir tetap di tangan kamu. Mau nyaman 100 % tanpa drama?
Pertimbangkan OS yang memang lahir untuk handheld. Mau fleksibilitas
penuh dan rela bawa powerbank 20 000 mAh? Windows handheld gaming tetap
jalan. Tapi sekarang kamu tahu kenapa Windows tidak optimal untuk
handheld gaming dan bisa pilih dengan kepala dingin.